Reaksi tubuh saat detoksifikasi mungkin belum terlalu dipahami oleh banyak banyak orang terlebih bagi mereka yang baru pertama kali melakukan detoks pembuangan racun dalam tubuh.
Detoksifikasi dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit akibat dari banyak racun atau toksin yang berasal dari berbagai polutan dari lingkungan ataupun dihasilkan dari metabolisme tubuh.
Saat menjalankan program detoks, tentu saja tubuh akan mengalami berbagai reaksi. Reaksi yang paling umum terjadi adalah rasa mual dan pusing. Ini adalah hal wajar dan tidak perlu membuat anda panik dan merasa tidak sanggup melakukan program detoks ini.
Menurut Andang W Gunawan, seorang pakar detoks ternama mengemukakan jika banyak pemula yang merasa kaget dan panik lantaran merasa mual dan pusing saat pertama kali menjalani program pembersihan racun ini. Rata-rata dari mereka kemudian berhenti dan merasa tidak sanggup lagi.
Padahal menurut Andang, reaksi tubuh seperti ini hal yang sangat wajar ketika pertama melakukan detoksifikasi. Reaksi tubuh tersebut dinamakan healing crisis atau krisis penyembuhan untuk kemudian mengeluarkan racun dalam tubuh.
Terkait : Tips dan Cara Detoksifikasi Untuk Memperbaiki Fungsi Hati
Dalam bukunya berjudul " Diet Detoks, Cara Alami Menguras Racun Dalam Tubuh" Andang menjelaskan jika reaksi saat detoks berbeda pada tiap individu.
Lebih lanjut lagi reaksi lain yang mungkin akan muncul saat melakukan detoksifikasi yakni adanya perubahan warna urine yang lebih keruh dengan bau yang tajam. Reaksi tubuh seperti ini sering terjadi bagi para pelaku detoks yang sebelumnya banyak mengkonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakit dimana bau obat akan ikut terbuang bersama dengan urine dan kotoran.
Selain urine, kotoran juga akan keluar lebih banyak diserta dengan lendir yang cukup pekat. Bahkan bagi mereka yang menjalankan program detoks jangka panjang, kotoran akan keluar dari lapisan sel lebih dalam dan warna yang lebih pekat, kehijauan bahkan kehitaman.
Ada juga rekasi lain seperti buang angin dengan bau yang menusuk. Mengalami nyeri sendi, batuk dan pilek. Munculnya rasa lapar ketika melihat makanan, namun rasa lapar berlebihan ini biasanya akan hilang setelah tiga (3) hari menjalani program detoksifikasi.
Pada saat anda menjalankan detoks dan merasakan reaksi-reaksi tersebut, maka perbanyaklah mengkonsumsi air putih dan mengurangi aktivitas fisik berlebihan seperti olahraga. Hindari pula mengkonsumsi berlebihan makanan seperti nasi, makana berlemak dan daging.
Pilihlah tempat beristirahat di tempat yang sejuk dengan sirkulasi udara yang baik. Menurut Andang reaksi ini terjadi pada tahap awal saja dan cuma sebentar, setelah itu tubuh akan lebih energik,lebih kuat dans segar serta siang-siang tidak akan mudah mengantuk.
Akan tetapi, Andang mengingatkan jika rekasi tubuh saat detoks ini berlajut sampai dua minggu lamanya maka segeralah melakukan konsultasi dengan ahli nutrisi yang menguasai ilmu detoksifikasi tubuh.
Detoksifikasi tubuh memang membutuhkan kesabaran, apalagi jika racun yang menumpuk dalam tubuh sudah terlalu lama. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat.
Detoks adalah puasa dari makanan yang tidak sehat, Sayuran dan buah akan sangat membantu proses detoksifikasi tubuh yang kita lakukan agar berjalan dengan maksimal. Sebab jika racun dalam tubuh dibiarkan menumpuk maka hal ini bisa mengganggu sirkulasi dalam darah dan getah bening yang pada akhirnya memicu timbulnya penyakit kronis.
Nah jika anda mengalami reaksi tubuh saat detoks seperti yang telah diutarakan di atas, jangan panik, sebab itu adalah wajar karena merupakan bagian dan tanda bahwa tubuh anda mulai dibersihakan dari racun dan toksisn yang merugikan kesehatan tubuh anda. Semoga bermanfaat
TIPS MENARIK LAINNYA :
loading...
Jangan Panik, Begini Reaksi Tubuh Saat Detoksifikasi
4/
5
Oleh
okio
loading...